Sabtu, 14 April 2012
Lingkaran Persaudaraan
Ketika kami tegak di sini…., melingkari bongkahan bara unggun yang mulai padam, kami … bagaikan tiang-tiang bayangan hitam
Suatu bentuk yang sangat rapuh….., mudah goyang tertiup arah cahaya nafsu.
Tetapi ketika tangan-tangan ini semua kita pertautkan…..,
Kita bentuk rantai persaudaraan yang kokoh…..,
Kita dapat merasakan denyut jantung saudara-saudaraku di sebelah kiri dan kanan..,
Bahkan….., ketika jiwa kita lebih hening….., kita rasakan degup-degup seluruh jantung kehidupan saudara-saudaraku seluruhnya dalam lingkaran ini.
Lingkaran persaudaraan…..telah kita bentuk, kami ini bagaikan mata rantai……, yang satu sama lain saling memperkuat, …..satu sama lain saling memberikan arti.
Letak rantai yang terlemah adalah rantai yang merasa dirinya terkuat.
Kini kami bukan bayang-bayang lagi……, tetapi kami unsur kehidupan yang memiliki arti. Kami ini mata rantai Republik ini……., kami ini garda terdepan perekat ikatan persatuan anak negeri.
Kami tidak pernah peduli terdiri dari suku apa mata rantai ini….., terbuat dari agama apa mata rantai ini, terdiri dari golongan kaya atau miskin, ksatria ataupun sudra kami tidak pernah peduli.
Kami telah menyatu….., Kami adalah tonggak merah-putih negeri ini.
Dengarlah detak hati nurani kita yang terdalam……, biar bumi ini terbelah sungai bumi, atau laut, benua atau samudera ……kita tetap satu darah. Kita harus menjadi darah terbersih dari bangsa ini, yang bisa mencuci darah-darah kotor yang telah salah bekerja…., darah kotor yang telah letih dan lemah. Kami ini darah-darah segar generasi yang senantiasa beredar, mengalir menurut hukum negeri ini…….. menyelesaikan sisa peredaran hidup menurut janji dan ketentuan moral……satya yang terpateri dan diamalkan, darma yang teguh dan dibaktikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar