Sabtu, 14 April 2012

Sang Penabur

Andaikan alam selalu ramah walau diperlakukan oleh manusia sesuka hatinya, Andaikan manusia tidak pernah merasa menderita walau disakiti, diperas, diperbudak, ditindas oleh manusia lainnya, Andaikan keluhuran budipekerti manusia adalah lilin cair yang mudah kita bentuk, Andaikan tangan kami dapat menjangkau seluruh bumi Nusantara, dan mampu mengubah manusia serta tatanannya seperti yang tertera pada adi cita bangsa, Andaikan manusia senantiasa mengamalkan dasadarma kita. Maka tak perlu ada aku berdesis panjang di sini, Tak perlu pula ada engkau tertegun mendengar ungkapan hati ini di situ, Ketika tarikan nafas panjang mengisi rongga, dari udara yang disediakan Sang Khaliq untuk kita, Biarkanlah hatiku, hatimu melebur mencari relung kebenaran, Mengalir ke muara hening bersama riak kesadaran, Seribu langkah berderap, Seribu tunas tumbuh, Dari tangan-tangan kita para Pembina Pramuka, Tak perlu sejarah mencatat apa yang kita perbuat, Namun kita terus berkutat, Sampai jantung tiada berdetak Barangkali, apakah kami cukup pantas, sebagai sang penabur, Biar sampai batas umur, Kami telah dan akan terus membentuk kader umat secara teratur, ... bagaikan ombak samudera yang senantiasa berdebur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar