Sabtu, 14 April 2012
Filsafah Padi
Filsafat padi menunjukkan kepada kita, makin berisi makin merunduk.
Mari kita tundukkan kepala, kita teropong pribadi kita masing-masing sesuai dengan pertanggungjawaban yang ada pada diri kita.
Pembina adalah manusia dewasa, yang diharapkan dapat memberi bimbingan tuntunan, pengawasan dan pemberi arah perkembangan generasi muda.
Pembina adalah orang yang dewasa dalam tindak, dewasa dalam pikiran dan perkataan; karena ia telah dewasa cipta, rasa, karsanya.
Dewasa dalam “cipta” berarti seksama dalam menggunakan pertimbangan-pertimbangan nalarnya, dan bijaksana dalam menetapkan keputusannya. Dewasa dalam “rasa” berarti dapat menguasai nafsu perasaannya dan menyadari sepenuhnya perbedaan-perbedaan perasaan yang dimiliki tiap-tiap manusia.
Ketertiban dan ketenangan hidup bersama hanya akan terjamin dan terpelihara, apabila tiap-tiap anggotanya saling menghargai perasaan orang lain, meskipun perasaan tersebut berbeda dengan perasaannya.
Dewasa dalam karsa berarti matang dan mantap kemauannya dan tidak mudah terombang-ambing oleh gejolak dunia. Kemantapan kemauan ini dilandasi oleh keuletan tekad untuk menegaskan kebenaran di jalan Tuhan.
Pembina dewasa adalah mereka yang besar tanggung-jawabnya sebagai manusia individu, sebagai manusia sosial, dan sebagai makhluk Tuhan.
Sebagai individu ia tidak ingkar akan suara hati-nuraninya. Sebagai makhluk sosial berusaha menjadi tauladan sesama dan pelopor perkembangan bangsanya.
Sebagai makhluk Tuhan adalah mematuhi ajaran-ajarannya.
Mari kita tengadahkan kepala kita,
Jauh di sana berdiri ratusan, ribuan anak didik.
Binalah mereka sebagai “ksatria” dan “puteri sejati”, seperti dilukiskan oleh para Pembina.
Di sanalah ia berdiri…, sopan…dan tenang…. Tetapi tegak seakan-akan memerintah, mulutnya tersenyum simpul ramah-tamah, tetapi teguh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar